Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2017

Kehangatan Pantai Suak Ribee

Meulaboh, kota ini juga kota kenangan bagi saya dan keluarga, boleh dikatakan saya berasal dari darah Aceh Barat (Ayah dan Ibu saya asal Aceh Barat). tapi saya lahir di Abdya, kata ibu saya, sembilan hari mahu lahirin saya, ibu datang ke Abdya dengan harapan ada warna baru disana. Entah apa gerangannya bila saya menjungi tanah Aceh Barat membuat saya selalu teringat akan memori masa kecil dan keluarga, apa mungkin karna saya hanya mempunyai sanak familiy di Meulaboh saja, namun sangat nyaman dihati bila datang ke Kota ini lagi.    Berada di kota Meulaboh Aceh Barat, rasanya belum lengkap kalian nanti berkunjung sebelum menerawang Pantai Suak Ribee, datang ke pantai Suak Ribee tidak terlalu jauh dari pusat kota Meulaboh. Di Pantai ini kalian bisa menikmati Kopi Meubalek , mungkin sebagian sudah tahu apa itu kopi Muebalek, hampir semua warung pinggiran pantai disediakan minuman ini, senantiasa damai rasanya dan tenang bisa duduk di pantai sembari minum kopi meubalek.          

Kopi Meubalek,kopi khas dari Meulaboh

Kopi tubruk adalah minuman kopi dari Indonesia yang dibuat dengan mendidihkan biji kopi. Kopi ini memiliki kesamaan dengan kopi dari Turki dan Yunani dalam hal kepekatannya. Resep dari kopi tubruk ini dibawa oleh pedagang dari Timur Tengah ke Indonesia. Di Timur Tengah, kopi tubruk ini dikenal sebagai "kopi lumpur".  Kopi tubruk merupakan cara termudah dalam menghidangkan kopi. Hal utama yang harus diperhatikan dalam membuat kopi tubruk adalah air yang digunakan haruslah benar-benar panas karena apabila tidak maka akan ada biji kopi yang tersisa. Namun ada satu cara menikmati secangkir kopi tubruk di Meulaboh, terlihat aneh memang, tapi begitu adanya. penasaran kamu mencobanya ??? "Kopi Meubalek"  kopi tubruk dengan gelas terbalik, sekilas memang aneh namun itu hal nyata bila kamu menyeruput kopi tubruk di kota perjuangan ini, tidak tahu awal mula tapi sejarah berkembang kopi tersebut sangat logis jika didengar. seorang warga Meulaboh men

Keukarah, Penganan Adat dari Barat Selatan Aceh

Keukarah atau karah adalah penganan terbuat dari campuran tempung dan santan berbentuk lembing dengan ukuran yang bervariasi, ada yang kecil seukuran tangan orang dewasa ada yang sampai seukuran piring nasi.  Kue ini adalah salah satu jajanan khas Aceh mirip serabut kelapat mulai warna dan teksturnya atau sarang burung yang terbuat dari jerami. Rasanya sangat gurih, renyah, manis, garing, dan rapuh.  Kue Karah sangat khas bagi masyarakat Aceh, ada yang kurang bila penganan ini tidak ada dikala acara adat di Aceh khususnya Aceh Barat dan Nagan Raya. oleh karena itu kue ini sering dijumpai pada pernikahan sebagai hantaran atau pulangan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan begitu juga sebaliknya.  Selain itu menjelang hari raya atau acara adat dan Kenduri Aceh,kue ini juga tak pernah absen dalam penyajian kudapan. menyambut tamu juga tak luput dari hidangan kue Karah. Kue Karah bisa kamu dapati Aceh Barat, hampir sepanjang jalan sebelum memasuki kota Meulaboh

Teuku Peukan (Hero of Abdya)

Kota Blangpidie (enda Chymenks) Kabupaten Aceh Barat Daya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia.  Kabupaten ini resmi berdiri setelah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002. Kabupaten yang sering disingkat dengan singkatan "ABDYA" ini merupakan kabupaten hasil kerja keras para tokoh pendiri kabupaten ini. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan bukanlah merupakan ekses dari reformasi pada tahun 1998 semata. Meskipun perubahan pemerintahan nasional saat itu mempercepat pemekaran tersebut, namun wacana untuk pemekaran itu sendiri sudah berkembang sejak sekitar tahun 1960-an. Kabupaten ini memiliki banyak sebutan salah satunya "Bumoe Teungku Peukan" Teungku Peukan Lahir tahun 1886, Manggeng, Aceh Barat Daya dan meninggal 11 September 1926, Blangpidie, Aceh Barat Daya, tempat peristirahatan/makam Almarhum di halaman Masjid Jami' Baitul Adhim Blangpidie Teungku Peukan

Ceuraceu Kreung Batee

Aceh Barat Daya (Abdya) tidak hanya memiliki pemadangan laut yang indah seperti Pantai Bali, atau Pulau Gosong. Selain objek wisata tersebut, ada satu lagi tempat wisata tersembunyi di Aceh Barat Daya tempat tersebut ialah "Ceuraceu" atau Air terjun Ceuraceu. Lokasi Air Terjun Ceuraceu Krueng Batee dekat jika kita berangkat dari Blangpidie, kalian harus menempuh perjalanan selama 15 menit dengan menggunakan roda dua. saat kalian ingin kesana selain melewati kalian akan melewati hutan yang penuh dengan tanjakan dan turunan namun indah kawan. Tidak hanya itu, kita juga akan akan berpas-pasan dengan sungai kecil dan perkebunan warga. *jangan terlalu fokus ketempat tujuan coba sedikit nikmati jalannya pasti ada juga yang indah (Perjalanan adalah proses tujuan adalah bunos) Perjalanan ke Ceuraceu menang cukup melelahkan, mereka yang suka berpetualang, suasana alam dan kondisi jalan untuk tiba ke air terjun ini sunggguh menarik tiap langkah menelusuri hutan tersebut.

Rapai Geleng (Syiar Agama & Tari)

Rapa'i Geleng adalah sebuah tarian etnis Aceh yang berasal dari wilayah Aceh Bagian Selatan tepatnya Manggeng, yang sekarang masuk kawasan Kabupaten Aceh Barat Daya. Rapa'i Geleng dikembangkan oleh seorang anonim di Aceh Selatan. Permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak dasar dari unsur Tari Meuseukat. Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki. Biasanya yang memainkan tarian ini ada 12 orang laki-laki yang sudah terlatih. Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi. Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial. Rapa'i Geleng p

Minuman itu "Cagruk" namanya !

"Mak, loen  got tat hawa keuneuk pajoeh Cagruk sibungoh mak". yang artinya, Mak saya sangat ingin makan "Cagruk" besok. Semasa kecil di usia saya masih 8 tahun saya sering sekali minum cagruk bersama ibu dan saudara laki-laki terlebih saat hari minggu tiba, kami sekelurga kerap menyajikan minuman tersebur saat berkumpul, tinggal diruma sewaan sederhana milik Mak Tuo di desa Gadang, Aceh Barat Daya, tidak banyak lagi kenangan yang saya miliki sekarang tapi jika mengingat minuman satu itu, bias kenangan seolah nyata terasa dibenak. masih dengan polosnya diri semasa kecil kerap kali saya melontarkan pertanyaaan apa itu Cagruk ?, yang sampai saat ini saya belum mendapatkan arti dari sebuah kata Cagruk, namun minuman itu terasa enak dilidah ketika saya meminunya bersama keluarga dikala rintikkan hujan membasahi loteng rumah, seolah mendung tak henti henti meredupkan sore itu dan terasa hangat suasana keluarga kami dengan suguhan cerita perjalanan hidup ib

Pantai Ujung Manggeng

Lagi, lagi dan lagi Pantai........ !!!! Pantai Ujong Manggeng ialah salah satu destinasi wisata unggulan yang begitu terjaga keindahannya dan keasriannya. Pantai ini juga menjadi perbatasan negeri "breuh Sigupai" antara kota naga (Aceh Selatan) yang membuat nama pantai ini disebuti Pantai Ujung manggeng. Pantai Ujung Manggeng yang terletak di Desa Sejahtera, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya, hanya berjarak berjarak 18 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 25 menit dari kota Blangpidie. Pantai indah yang berpasir keabuan-abuan nampak begitu serasi dengan pepohonan cemara, Hembusan angin dan hempasan air laut membuat suasana pantai ini begitu nyaman. Kondisi jalan yang mulus begitu nyaman untuk berkunjung saat akhir pekan bersama keluarga. Pantai yang eksotis ini, memiliki pesona yang benar-benar luar biasa. Sayang rasanya  

Rateb Meuseukat (Syiar Agama & Tari)

  Rateeb Meuseukat tarian Aceh yang berasal dari Aceh Barat Daya. Nama Rateb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu rateb asal kata ratib artinya ibadah dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam. Tari Rateb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh salah satu anak tokoh ulama yaitu Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratebnya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan shalawat kepada Allah SWT dan Nabi. Dimainkan oleh sejumlah anak perempuan dengan pakaian adat Aceh, tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada mulanya Rateb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji atau pelajaran agama malam hari dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Pada akhirnya juga permainan Rateb Meuseukat itu dipertunjukkan

Jruek Drien (Tempoyak)

Ini ngomongin makanan yang asem asem dikit, boleh lah ya !!! Di Aceh, banyak sajian rasa yang disajikan, salah satunya gulai Jruek Drien, tapi kita bahan bahan gulai ini saja. Jruek drien ialah durian yang difermentasikan hingga membuat durian tersebut masam (asem) bila dicicipi. hanya ada di Aceh Selatan dan Abdya, daerah sumatra bagian barat juga mengenal bahan makanan ini dengan nama Tempoyak. Dikala panen durian, masyarakat kerap kali membuat masakan gulai Jruek drien. Jika dilihat dari bahannya gulai ini hampir sama dengan gulai lainnya ataupun sama dengan gulai pliek u (Gulai ciri khas Aceh) Sebab, gulai ini menggunakan daun-daunan dan santan sebagai bahan utamanya, Bedanya untuk gulai jruek drien ditambahkan asam durian sebagai bahan utama. kalau ke Aceh kalian bisa dapatkan ini di pasar mana pun, dan jangan lupa tanyain resep makanan apa aja yang bisak untuk dimasak dengan bahan "jruek drien". jangan bingung :) kan saya sudah bilang warga Aceh sanga

Sejenak di Pantai Bali

Khususnya Aceh Barat daya tak hentinya membuat para pengunjung lelah menikmati keindahan alam. Laut berikan keindahan tersendiri begitu pula dengan daratannya, semua merupakan sebagian dari keagungan yang dinampakkan oleh-Nya Pantai Bali, merupukan destinasi wisata pantai yang ada di kecamatan Susoh kabupaten Aceh Barat Daya. Pepohonan yang  menghijau di sana memberi kesejukan mata memadang, berjalan ditepian pantai seperti memanjakan kaki bak ibarat pijitan manja dari alam. Pantai bali sebutannya, perihal apa warga menyebut dan menamakan pantai tersebut, saya nggak tahu juga kawan. :D setiap hari ada saja orang mendatangi tempat tersebut, jika kamu hendak berkunjung ada bisa datang kepantai tersebut, pantai tersebut terletak di desa Palak Kerambil di kecamatan Susoh kabupaten Aceh Barat Daya tidak jauh dari kota Blangpidie.

Mie kocok Abdya

Kali ini ngomongin tentang makanan, mumpung lapar saya coba dulu ntar kalian nyusul saja :D "Mie Kocoknya ya bang !!!" Begitu suara fals saya saat menyeru abang becak, Haaahaha Bukan begitu juga kali manggilnya, itu cara saya memesan makanan khas Abdya yang satu ini. Sembari menunggu pesana saya jepret lagi pemandangan sekitar, Akhirnya pesanan sampai nah ini dia obat lapar sore ini,. Sekilas mie tersebut terlihat seperti mie putih entah apa bisa disebut dengan mie kocok. entah cara penyajiannya dikocok entah cara makannya yang dikocok !!! Mie putih itu sebenarnya adalah mi tiaw atau kuetiaw yang terbuat dari tepung kanji atau tapioca dan berwarna putih. Kalau kuetiaw biasanya disajikan setelah digoreng, maka mi putih ini disantap dengan kuah kaldu dan sedikit campuran ayam yang telah dicincang.....sudah kebayang atau belum ? saya bagi tahu saja sejararahnya sama kalian, Pada jaman dahulu kala (tahun 1960), Seorang pria asal Abdya merantau ke negeri